Sabtu, 31 Maret 2012

Menilai Kualitas “Curhat (Komunikasi) Politik SBY”


Diskusi di Waroeng Kopi :
Menilai Kualitas “Curhat (Komunikasi) Politik SBY”

Artikel Staf Khusus Presiden, Ahmad Yani Basuki, (“Tak Ada Teka-teki”, SINDO, 20/3) telah membuat informasi tentang gerakan “aneh-aneh”, curhat SBY, dan simpang-siur kebijakan pemerintah yang disampaikan oleh Syamsuddin Haris (“Teka-teki Kekhawatiran SBY”, SINDO, 20/3) nampak lebih “berimbang”, tidak lagi “pincang”. Entah apa komentar Prof. Syamsuddin Haris seandainya ia diberi kesempatan untuk menanggapinya.

Namun satu hal yang perlu dicatat, jangan sekali-kali mimpi bahwa setelah membaca artikel tersebut publik tidak akan pernah mempermasalahkan lagi “Curhat (Komunikasi) Politik SBY”.  Beda pendapat soal kualitas komunikasi politik adalah hal biasa.  Kita tentu masih ingat ketika di luar negeri Presiden SBY mendapatkan penghargaan karena gaya komunikasi politiknya dinilai efektif, sementara di dalam negeri pakar komunikasi UI Effendi Gazali menilai kualitas komunikasi Presiden SBY “berlepotan”. Namun di luar itu semua, pernyataan (gaya komunikasi politik) seorang Presiden memang terlalu “seksi” untuk tidak ditanggapi.

Silakan berikan komentar dan tanggapannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar