Sabtu, 29 Desember 2012

Merespons Tantangan Bisnis Global


Merespons Tantangan Bisnis Global
Sandiaga S Uno ;  Penggagas Gerakan Indonesia Setara, Pengusaha Nasional  
SINDO, 27 Desember 2012



Bertemu para pemimpin bisnis dalam acara ASEAN 100 Leadership Forum 2012 di Yangon, Myanmar, 5–6 Desember 2012 lalu, memberi banyak pencerahan serta kesempatan untuk bertukar informasi dan menjelaskan Indonesia sebaik mungkin. 

Di forum tersebut, di hari pertama, hadir Wakil Presiden Myanmar HE Dr Sai Mauk Kham dalam acara makan malam dan dialog dengan seluruh peserta. Esok harinya, hadir pula Daw Aung San Suu Kyi menyampaikan pidato bertajuk “Resilience in Turbulent Times” serta dilakukan dialog terbuka dengan peraih nobel dan tokoh wanita yang sangat disegani di dunia tersebut. Ada sebuah catatan menarik pada pidato Daw Aung San Suu Kyi. 

Menurutnya, kerap terjadi pertentangan antara kecepatan merespons perubahan dengan kualitas suatu kebijakan atau keputusan. Cepat saja tidak cukup,apalagi hanya berbicara kuantitas. Untuk berkualitas kadang harus lambat. Karena itu, menyinergikan keputusan yang cepat sekaligus berkualitas adalah tantangan yang luar biasa. Karena memang turbulensi bisnis global kerap berada di titik sangat ekstrem. Keunggulan hanya mungkin diperoleh ketika keputusan dapat dilakukan cepat dan berkualitas sekaligus.

Bukan hanya pengusaha, pemimpin pemerintahan harus melakukan hal tersebut. Pilihannya hanya dua,mengikuti dan mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut atau tertinggal dan tentunya akan merugi. Dibutuhkan berbagai perangkat kebijakan yang tepat untuk melakukan itu semua. Sistem politik yang demokratis, regulasi yang tegas, pelayanan satu atap yang ringkas tanpa banyak meja, hilangnya kolusi dan korupsi, 

infrastruktur dan pasokan energi yang cukup, ketersediaan teknologi informasi, kesiapan sumber daya manusia, juga dukungan sektor finansial menjadi prasyarat dari respons yang cepat dan berkualitas dalam menghadapi tantangan ekonomi dunia saat ini. Tentu saja, apa yang disampaikan Daw Aung San Suu Kyi adalah sebuah upaya untuk mengingatkan para pelaku ekonomi regional ASEAN untuk melakukan berbagai upaya untuk tetap eksis menghadapi situasi bisnis global. 

Idealnya, forum-forum seperti itu diikuti dengan sepenuh hati oleh banyak pemimpin bisnis, pemerintah, dan pihak terkait agar kepentingan Indonesia dalam berbagai pengembangan isu dan lobi kebijakan regional antarnegara tetap terakomodasi. Karena, faktanya, yang hadir di forum itu adalah pengusaha papan atas yang memiliki akses kepada para pengambil kebijakan di negara masing-masing. 

Jangan sampai kebijakan regional akan diputuskan, baru kita meributkannya. Jauh-jauh hari ketika masih dibahas di level isu, kita harus aktif berkontribusi. Berbagai kepentingan nasional di forum regional seperti itu paling tidak akan dapat dimasukkan. Untuk itulah kami secara pribadi selalu mengikuti berbagai forum internasional, bahkan menjadi salah satu pendiri forum ini. Inilah salah satu bentuk nyata kecintaan kepada Indonesia. 

Tentang bagaimana menjelaskan posisi Indonesia kepada dunia, harus dilakukan oleh semua anak bangsa tanpa kecuali. Di situ pula kita memiliki kesempatan menjelaskan Indonesia dengan gamblang, jelas,dan sesuai dengan perspektif kita. Sebuah tantangan besar karena kerap terjadi mispersepsi tentang Indonesia. Media massa nasional, regional, dan internasional kerap memberikan informasi tak berimbang. 

Tanggung jawab untuk memasarkan potensi bisnis Indonesia harus dilakukan sebaik mungkin. Meyakinkan forum yang bukan hanya berasal dari ASEAN, tapi juga Australia dan Amerika Serikat bahwa Indonesia adalah negara yang sangat potensial untuk berinvestasi tentu bukan hal mudah. Kami sendiri mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu pembicara. Sebuah kesempatan emas yang tak disia-siakan tentunya. 

Topik: “ASEAN Today; Where are we? Where do we go from here?”. Sebuah pertanyaan kritis tentang posisi Indonesia dan bagaimana seharusnya kita menyusun dan melakukan strategi dalam bisnis global. Secara umum, di forum tersebut disampaikan bahwa para pengusaha Indonesia sangat optimistis, tantangan bisnis global akan dapat direspons dengan baik dan menguntungkan bagi Indonesia. 

Sektor tambang, agrikultur, finansial, dengan pasar yang besar mengingat jumlah penduduknya yang lebih dari 200 juta jiwa, menjadi potensi bisnis yang luar biasa.Pasar dalam negeri yang sangat besar ini jelas menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa. Ekspansi bisnis yang dilakukan banyak perusahaan terbukti cukup berhasil dilakukan. Banyak sekali investor asal ASEAN yang bisnisnya berkembang pesat di Indonesia, misalnya di sektor perbankan, asuransi, dan telekomunikasi. 

MandalaAirlines juga menjadi salah satu bukti kerja sama bisnis antarpengusaha di ASEAN. Fakta lainnya,sistem politik yang demokratis hingga saat ini memberikan kepastian investasi asing di Indonesia. Meski demikian, memang harus diakui,fakta masih kurangnya infrastruktur dan kepastian hukum serta ketenagakerjaan menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan segera. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi diperkirakan 6,3–6,5% di tahun 2012 ini lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya, juga menggambarkan bahwa tengah terjadi derap pembangunan yang menggerakkan berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Tentu saja, sudah cukup lama dan banyak forum seperti ini kami ikuti sebagai upaya untuk terus memasarkan potensi bisnis negeri tercinta di dunia. 

Harapannya tentu semakin banyak investor yang hadir, semakin kuatnya jaringan antarpengusaha di level regional ASEAN, Asia, dan dunia akan memberikan keuntungan yang besar bagi pengusaha nasional dan pada muaranya akan mendorong upaya peningkatan kesejahteraan anak bangsa. Sebuah upaya tiada henti yang dilakukan sepenuh hati. Dengan demikian Indonesia sejahtera bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah karya dari kerja keras yang terealisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar