Sabtu, 28 Juni 2014

Rupiah dalam Kompetisi Pilpres

Rupiah dalam Kompetisi Pilpres

Augustinus Simanjuntak  ;   Dosen Etika Bisnis Program Manajemen Bisnis FE Universitas Kristen Petra, Surabaya
JAWA POS, 27 Juni 2014
                                                
                                                                                         
                                                      
KETANGGUHAN rupiah kembali diuji menjelang pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli nanti. Selasa (24/6) rupiah menembus level psikologis baru di level 12.000 per USD. Persaingan ketat antara dua pasangan calon presiden-wakil presiden, tampaknya, cukup memengaruhi persepsi pasar terhadap masa depan ekonomi kita. Itu menjadi pertanda bahwa rupiah masih rentan terhadap situasi politik lima tahunan, terutama pilpres.

Berbeda dengan di negara-negara maju yang tingkat korupsinya sudah rendah, pilpres umumnya tidak terlalu berdampak buruk terhadap kurs. Di negara-negara maju, pertarungan politik dan faktor kurs sudah menjadi dua variabel yang hampir tidak saling memengaruhi. Di Indonesia, kompetisi pilpres masih sering memicu kekhawatiran bagi pelaku bisnis dan ekonomi. Dalam situasi inilah otoritas moneter lebih dipusingkan dalam mengintervensi pasar, meluncurkan paket stimulus, normalisasi volume ekspor/impor, serta penyesuaian BI rate.

Mengapa demikian? Hal itu terkait dengan trust (kepercayaan) pasar. Di negara yang tingkat korupsinya tinggi seperti Indonesia, pelaku pasar cenderung spekulatif dalam melihat situasi politik pilpres. Pada saat seperti itulah rupiah mengalami guncangan karena keraguan para pelaku ekonomi. Shang-Jin Wei dari Columbia Business School, dalam bukunya yang berjudul Corruption, Composition of Capital Flows, and Currency Crises (2000), mengungkapkan bahwa korupsi telah berdampak buruk terhadap komposisi masuknya modal asing (capital inflows) ke negara-negara berkembang.

Akibatnya, nilai mata uang di negara-negara itu pun merosot tajam. Ketika korupsi menghantam pertahanan investasi asing (berupa kepercayaan dan kepastian hukum), investor, terutama dalam direct investment, memilih pindah ke negara lain. Padahal, situasi keuangan negara yang ditinggal investor tersebut telanjur bergantung pada investasi asing dan utang luar negeri dalam membiayai pembangunan ekonominya.

Ekonom India Sourindra Banerjee mengungkapkan hal yang sama ketika mata uang India (rupee) sempat terjungkal pada Agustus tahun lalu. Menurut dia, korupsi dan kroniisme kaum kapitalis sangat berperan dalam kepanikan ekonomi India (investor menarik dananya ke luar) sehingga rupee merosot tajam terhadap USD. Merosotnya rupee itu merupakan gejala penyakit kronis ekonomi India yang gagal dibasmi pemerintah.

Koruptor dan kroni-kroni kapitalisme waktu itu telah merusak ekonomi India. Kasus-kasus korupsi di India bernilai jutaan USD dan telah menguntungkan para elite politik maupun kroni-kroninya. Hal itulah yang menghancurkan citra India sebagai negara tujuan investasi yang tepercaya. Korupsi telah berdampak buruk terhadap formasi modal, berkurangnya pendapatan pajak, minimnya lapangan kerja, serta rendahnya daya konsumsi masyarakat. Hal-hal itulah yang terkombinasi menggelincirkan nilai kurs rupee.

Rupiah dan Moralitas Ekonomi

Salah satu ciri pembangunan ekonomi pada era modernisme, aspek moral sering diabaikan para pengambil kebijakan. Ekonomi modern hanya menekankan pada profit dan pertumbuhan ekonomi secara kuantitatif tanpa berusaha mengukurnya lewat tingkat integritas penyelenggara negara plus kualitas hidup warga negara. Padahal, korupsi telah banyak merusak tatanan dan kualitas ekonomi sekaligus melemahkan daya tahan rupiah. Rakyat yang seharusnya bisa menikmati hasil-hasil pembangunan yang bermutu tinggi ternyata sering dihadapkan pada proyek-proyek pemerintah yang berkualitas rendah.

Anggaran proyek sering menjadi objek bancakan oleh oknum-oknum elite politik dan birokrat yang berkongkalikong dengan pengusaha hitam. Moral ekonomi, yang di dalamnya seharusnya terdapat budaya kerja keras, kejujuran, ketulusan, dan produktivitas tinggi, justru kian terpuruk. Para oknum yang korup tidak akan sanggup menjalankan roda ekonomi secara progresif dan bermoral. Mereka justru sering menghambat orang-orang yang idealis untuk berkarya di pemerintahan.

Jadi, aneh rasanya membahas solusi krisis rupiah saat kejahatan ekonomi berskala besar belum tuntas diungkap dan diadili. Misalnya, kasus BLBI (sejak 1998) yang sampai sekarang masih menyisakan buron. Lalu, kasus bailout Bank Century (sejak 2008) yang hingga kini sidangnya belum menyentuh pengambil kebijakan. Juga, kasus Hambalang, kasus suap SKK Migas, dan seterusnya. Belum lagi kasus-kasus korupsi di berbagai instansi pusat dan daerah. Bukankah anjloknya rupiah pada 1997 disebabkan rusaknya sendi-sendi perekonomian karena kolusi dan korupsi?

Sebagaimana diakui pembuat UU Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, konsideran undang-undang itu menyatakan: Akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini (Orde Baru), selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, korupsi juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi.

Jadi, kita tidak mungkin menaikkan pertumbuhan ekonomi jika korupsi masih terus merajalela di tubuh birokrasi. Apalagi korupsi di level elite biasanya sulit terdeteksi. Para pelakunya tidak lagi melakukan korupsi secara konvensional, melainkan korupsi secara sistemis melalui konspirasi politik dan hukum dalam membuat kebijakan yang membawa keuntungan bagi si pembuat kebijakan serta kelompoknya. Para pelakunya pun berusaha mengkreasi suatu sistem pertanggungjawaban kebijakan yang kabur dan menyiapkan celah untuk meloloskan diri dari jerat hukum (Croall, 1993).

Oknum birokrat bisa saja bekerja sama dengan korporasi swasta dalam mengemplang uang negara. Misalnya, melalui isu bantuan sosial atau darurat ekonomi, para oknum birokrat menggelontor dana dari kas negara ke korporasi dengan format bantuan atau pinjaman. Lalu, pemilik atau pengelola korporasi dengan bebas menggunakan dana itu untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Apalagi mereka suka menghamburkan uangnya di luar negeri. Hal itu juga ikut melemahkan rupiah. Inilah tantangan bagi presiden mendatang.

3 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus
  2. Salam kepada semua warga negara Indonesia, nama saya INDALH HARUM, TOLONG, saya ingin memberikan kesaksian hidup saya di sini di platform ini sehingga semua warga negara Indonesia berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet, Tuhan mendukung saya melalui ibu yang baik, LASSA JIM, Setelah beberapa waktu mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan ditolak, maka saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya menipu dan saya kehilangan lebih dari 50 juta rupiah dengan pemberi pinjaman yang berbeda karena saya mencari pinjaman (Rp800) setelah membayar biaya dan tidak mendapatkan pinjaman. Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan seorang teman saya, Harum kemudian memperkenalkan saya kepada Ny. LASSA JIM, seorang pemberi pinjaman di sebuah perusahaan bernama ACCESS LOAN FIRM sehingga teman saya meminta saya untuk melamar ibu LASSA, jadi saya mengumpulkan keberanian dan menghubungi Ms. LASSA.

    Saya mengajukan pinjaman 2 miliar rupiah dengan tingkat bunga 2%, sehingga pinjaman disetujui tanpa tekanan dan semua pengaturan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan keamanan untuk transfer pinjaman yang saya hanya katakan kepada untuk mendapatkan perjanjian lisensi, aplikasi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari 48 jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya dikreditkan dengan jumlah 2 miliar. Saya sangat senang bahwa Tuhan akhirnya menjawab doa saya dengan memesan pinjaman saya dengan pinjaman asli saya, yang memberi saya keinginan hati saya. mereka juga memiliki tim ahli yang akan memberi tahu Anda tentang jenis bisnis yang ingin Anda investasikan dan cara menginvestasikan uang Anda, sehingga Anda tidak akan pernah bangkrut lagi dalam hidup Anda. Semoga Tuhan memberkati Mrs. LASSA JIM untuk membuat hidup saya lebih mudah, jadi saya sarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. LASSA melalui email: lassajimloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi ibu LASSA JIM nomor whatsApp +1(301)969-1955

    Akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian sejati hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Sekali lagi nama saya adalah INDALH HARUM, Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: (Indalhharum@gmail.com)

    BalasHapus
  3. Hai semuanya, Nama saya Angga Annisa dan saya berbicara sebagai orang yang paling bahagia di seluruh dunia hari ini sebelum sekarang saya secara finansial dipukul tanpa harapan akan bantuan apa pun, tetapi ceritanya akan segera berubah ketika saya bertemu dengan Ibu. Saya sangat senang untuk mengatakan keluarga saya kembali untuk selamanya karena saya membutuhkan pinjaman sebesar Rp.700juta untuk memulai hidup saya di sekitar karena profesi saya karena saya seorang ibu tunggal dengan 3 anak dan seluruh dunia tampak seperti itu tergantung pada saya sampai Tuhan mengirim saya kepada sebuah perusahaan yang mengubah hidup saya dan keluarga saya, perusahaan yang takut akan Tuhan, ISKANDAR LENDERS, mereka adalah Juruselamat Tuhan yang dikirim untuk menyelamatkan keluarga saya dan pada awalnya saya pikir itu tidak akan mungkin sampai saya mendapat pinjaman sebesar Rp.700 juta dan saya akan menyarankan siapa pun yang benar-benar membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Bunda Iskandar melalui email. [iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com] karena ini adalah pemberi pinjaman yang paling memahami dan baik

    Contact Details:

    e_mail Address:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com>>>>
    WhatsApp:::+6282274045059
    Company::Iskandar Lenders"""""
    Loan Amount:::Rp.700juta
    Name:::::Angga Annisa
    Country::::Indonesia
    Occupation:Trader
    Year:April,2020

    Jumlah minimum>>>>>>Rp.100 juta
    Jumlah maksimum>>>>>Rp.100 miliar

    BalasHapus