Jumat, 26 Desember 2014

Hidup Adalah Terang Manusia

                                 Hidup Adalah Terang Manusia

Simon Filantropha  ;   Pendeta GKI
JAWA POS,  25 Desember 2014

                                                                                                                       


HARUS diakui, perkembangan dan kemajuan Kabupaten Banyuwangi teramat pesat. Beberapa festival seni tradisional maupun modern, fashion, olahraga bersepeda, dan makanan kerap digelar begitu megah dan mewah setiap tahun. Tidak tertinggal, tempat-tempat wisata pun digarap secara serius sehingga menjadi daya tarik kunjungan wisata. Misalnya, Pulau Merah, Pantai Plengkung, dan Gunung Ijen. Fasilitas transportasi bandara udara juga tersedia dan dilayani dua perusahaan penerbangan terkemuka setiap hari.

Biasanya, para pelancong yang ingin menikmati keindahan Gunung Ijen akan berangkat mendaki pada dini hari (kira-kira pukul 01.00 atau 02.00) tatkala gelap gulita masih menyelimuti sekitarnya. Sesampai di puncak Ijen, mereka bisa menyaksikan blue fire di sekitar penambangan belerang lereng kawah Ijen. Setelah itu, mereka menunggu matahari muncul dari ufuk timur.

Ternyata, terang matahari itu muncul dari dalamkegelapan, bukan di luar kegelapan. Itulah keindahan terang. Bahwa terang yang paling benderang dan bermanfaat adalah terang yang muncul dari dalam kegelapan. Terang itu tidak menjauhi kegelapan. Terang itu mengenyahkan kegelapan karena ia muncul dari dalam pekatnya kegelapan. Segara tampak kawah Ijen yang begitu luas menghampar pandangan mata dan mulut pun mengucap syukur atas keindahan ciptaan Tuhan.

Natal mewartakan bahwa Sang Terang Ilahi datang ke dalam dunia, lalu muncul dari dalam dunia yang muram, suram, buram, serta gelap gulita. Kegelapan sirna berganti terang benderang yang muncul dari dalam kegelapan. Kemudian, kehidupan berjalan dan berlangsung dengan aman serta nyaman karena adanya terang. Cipta, karsa, dan karya mengerjakan kehidupan turut serta bergerak karena adanya sinar cahaya yang menerangi mereka. Bagaimana menjadi terang yang muncul dari dalam kegelapan?

Injil Yohanes 1: 4 memberitakan, ’’Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia’’. Niscaya, tema tersebut mendapat inspirasi dari ayat itu, kemudian mengapresiasinya menjadi kabar baik Natal: ’’Hidup Adalah Terang Manusia’’.

Desember adalah bulan yang penuh peristiwa pejuang kehidupan. Tanggal 7 Desember 2014 diperingati sebagai 10 tahun wafatnya Munir(lahir 8 Desember), seorang pejuang HAM yang mengajarkan dan mengajak kita untuk menghormati hidup manusia, namun dia dibunuh dalam perjalanan ke Belanda untuk studi lanjut.

Tanggal 9 Desember dirayakan sebagai Hari Antikorupsi Sedunia guna menyadarkan dan mengajak kita bahwa perilaku korupsi adalah kejahatan dan kekejaman terhadap hidup manusia serta penghuni bumi lainnya. Korupsi menghadirkan bencana dahsyat dalam hidup kita.

Tanggal 10 Desember dirayakan sebagai Hari HAM Sedunia yang menganjurkan kita menjunjung tinggi harkat dan martabat hidup manusia dalam kepelbagaiannya. Pelanggaran HAM adalah tindakan membunuh hidup sehingga terang manusia pun padamlah.

Tanggal 22 Desember dirayakan sebagai Hari Ibu Indonesia guna menginsafkan kita untuk menghormati serta menjaga para ibu karena mereka melahirkan kehidupan (baca: kita) ini lewat banyak kesakitan. Ibu menjadi simbol hidup dan menghidupi.

Tanggal 30 Desember 2014 diperingati sebagai 5 tahun wafatnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur), seorang tokoh hebat pejuang kemanusiaan di sepanjang hidupnya. Beliau senantiasa menjelmakan sikap atau tindak cara hidup menghormati dan merawat perbedaan berdasar kemanusiaan. Siapa pun wajib dijamin hak hidupnya di persada Nusantara ini.

Wafatnya Gus Dur dan Munirmembuat wajah negeri kita muram, suram, dan kelam bak malam tiada berbintang. Kita betul-betul kehilangan orang-orang yang dengan sadar dan sengaja mempertaruhkan seantero hidupnya untuk menghormati, menyukai, merawat, serta memperindah hidup ini. Mereka menitipkan nilai-nilai hidup mereka kepada kita kini dan di sini.

Nah, Natal kembali kita peringati dan rayakan di tengah aneka peristiwa hidup di bumi pertiwi Nusantara tercinta. Gema Natal mengumandangkan warta kesukaan dan pengharapan bahwa ’’hidup adalah terang manusia yang muncul dari dalam kegelapan’’.

Yesus menitipkan dan mewariskan terang-Nya kepada kita supaya kita tidak menjauhi apalagi memaki kegelapan yang sedang melingkupi kita. Menjalani hidup dengan segala kebajikan dan keluhuran budi berarti menghormati, menyukai, memelihara, serta memperelok hidup ini. Yakinilah, manakala pesona hidup ini masih ada, sinar cahaya manusia juga masih memancar benderang.

Tetaplah berlaga memperindah hidup adalah terang manusia! Selamat Natal 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar