Kamis, 24 September 2015

Pusat Sumber Belajar Bersama

Pusat Sumber Belajar Bersama

Ahmad Baedowi  ;  Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
                                           MEDIA INDONESIA, 21 September 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

SELAMA 4 tahun memediasi 12 sekolah di 6 provinsi dalam program Sekolah Sehat Sosro bersama dengan Media Indonesia dan Sekolah Sukma Bangsa, akhirnya kami merilis dan memperkenalkan konsep pusat sumber belajar bersama (PSBB/common learning resource center) di enam sekolah terpilih. Sekolah-sekolah tersebut ialah SDN Tamanan Kediri, Jawa Timur, SDN 11 Mataram, NTB, SMPN 6 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, SMPN 3 Lebak Rangkasbitung, Banten, SMAN 7 Mataram, NTB, serta SMKN 1 Mempawah, Kalimantan Barat.

Apa yang menarik dari konsep PSBB ini? Patut untuk terus dipantau dan evaluasi bahwa ternyata keinginan sekolah-sekolah tersebut untuk menerima dan mencoba mematangkan konsep PSBB harus diapresiasi semua pihak. PT Sinar Sosro dengan program Sekolah Sehat Sosro setidaknya telah memberikan kontribusi yang positif bagi sekolah-sekolah tersebut untuk mulai berani menawarkan konsep PSBB bagi sekolah-sekolah lain yang ada di sekitar mereka. Seperti ada keyakinan bersama bahwa konsep PSBB cocok dengan program pemerataan kualitas pendidikan yang diinginkan pemerintah, tapi belum tercapai hingga saat ini. Mengapa demikian?
Sejak reformasi pemerintahan melalui desentralisasi di awal 2000-an diperkenalkan, pemerintah daerah telah menjadi penanggung jawab atas penyediaan pelayanan dasar bidang pendidikan. Itu berarti peran pemerintah daerah menjadi sentral dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan dasar dan menengah. Namun, pertanyaannya ialah seberapa efektif sebenarnya peran pemerintah daerah dalam upaya ini? Laporan Local Governance and Education Performance: A Survey of the Quality of Local Education Governance in 50 Indonesian Districts yang dilakukan oleh Bank Dunia (2013) menunjukkan beragamnya kualitas tata kelola pemerintahan daerah dalam memengaruhi pelayanan pendidikan secara efektif.
Kompetitor vs kolaborator
Dalam 30 tahun terakhir, jika kita bertanya ada berapa banyak sekolah favorit pilihan masyarakat di setiap ibu kota kabupaten dan provinsi, pasti jumlahnya tidak banyak.Ingatan masyarakat selalu mengatakan SD, SMP, dan SMA favorit yang berkualitas pasti tak jauh dari angka 1, 2, dan 3. Jika sekolah favorit ialah sekolah yang dianggap dan diyakini oleh masyarakat sebagai sekolah berkualitas, seperti Jakarta misalnya SMAN 1 Boedi Utomo (Budut) ialah buktinya. Di Jakarta Selatan misalnya, selama puluhan tahun SMA favorit dan berkualitas pastilah SMAN 8. Demikian juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Apa arti dari semua itu? Jelas sekali sebaran kualitas sekolah sangat minim karena perilaku pemerintah dan masyarakat yang permisif terhadap kualitas pendidikan, serta manajemen sekolah yang mengang gap bahwa setiap sekolah ialah kompetitor bagi sekolah mereka. Dalam bahasa agama, mengapa sekolah yang berkualitas tidak cukup bertambah sebaran dan jumlahnya, itu karena perilaku sekolah-sekolah favorit yang pelit atau bakhil alias tidak mau berbagi dengan sekolah lain tentang bermacam hal. Sekolahsekolah favorit sejak dulu selalu memandang sekolah lain sebagai kompetitor, sehingga memacu sekolah untuk setiap saat berprestasi ialah seperti kewajiban.
Dalam kompetisi, segala cara bisa dilakukan, karena sekolah lain dianggap sebagai lawan, dan jangan sampai terkalahkan merupakan mentalitas yang dimiliki oleh para sekolah favorit. Akhirnya sekolah-sekolah favorit itu menjadi abai dengan kewajiban untuk berbagi trik dan tips untuk menjadikan sekolah lainnya juga berkualitas. Kesadaran semacam itulah yang muncul dari para peserta program Sekolah Sehat Sosro untuk membuat konsep PSBB yang dimaksudkan sebagai ajang berbagi ilmu dan pengalaman dengan sekolah lain. Mengikuti prinsip yang coba disemai dan dipraktikkan oleh Sekolah Sukma Bangsa di Aceh, PSBB dibuat untuk berbagi bukan hanya ilmu dan pengalaman, melainkan juga fasilitas. Di Sekolah Sukma Bangsa, beberapa sekolah di sekitar bahkan sering datang untuk menggunakan perpustakaan sekolah, laboratorium bahasa dan komputer, bahkan hingga menjadi guru tamu. Pendek kata, kelebihan yang dimiliki oleh Sekolah Sukma Bangsa ingin selalu dibagi kepada sekolah lain, karena Sekolah Sukma Bangsa sangat percaya kepada prinsip kerja sama atau kolaborasi dalam pendidikan.
PSBB juga merupakan konsep yang fleksibel, mengingat setiap sekolah dapat mengendalikan konsep berbagi menurut kemampuan dan penahapan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, menarik ketika guru dan kepala sekolah dari peserta program Sekolah Sehat Sosro meluncurkan PSBB, ada begitu banyak prog ram yang ingin dibagi sambil tak lupa mengundang sekolah sekitar mereka untuk datang, baik berdasarkan undangan maupun inisiatif masing-masing. Pendek kata, PSBB merupakan konsep belajar secara bersama antarsekolah, sehingga sebaran kualitas akan terus terjadi tidak hanya di sekolahsekolah favorit, tetapi juga di sekitar sekolah tersebut.
Sebagai sebuah konsep yang menyadari arti penting kebersamaan dalam membangun kualitas pendidikan, penting bagi setiap sekolah untuk menyertakan sekolah lain dalam setiap tahapan kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka secara bersama. Nothing about us, without us, harus menjadi semacam jargon yang harus dikedepankan dalam menarik minat sekolah lain agar mau berbagi dan belajar bersamasama. Jika lawan dari kebersamaan (togetherness) ialah individualistis atau egois (selfish), karakter atau watak berbagi harus terus ditumbuhkan agar tercipta pemerataan kualitas pendidikan.
Untuk mencapai semuanya dibutuhkan laku sikap dan cara berpikir positif yang dirancang melalui sebuah skenario di dalam program dan konsep PSBB. Jika skenario adalah sebuah rencana, PSBB adalah domain yang mampu mewadahi setiap sekolah untuk menggali setiap potensi dan kualitas yang mereka miliki masing-masing. Dalam pendidikan, jika manajemen memiliki kesadaran dan bersedia berbagi dan belajar tentang semua hal, termasuk menggali rasa dan situasi kebersamaan, sebaran kualitas pendidikan pasti akan tercapai. Semoga PSBB dapat berjalan dengan lancar, dan akan lebih banyak lagi sekolah berkualitas akan tumbuh demi kejayaan pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar