Selasa, 29 September 2015

Revolusi Pendidikan Tinggi

Revolusi Pendidikan Tinggi

Bramastia ;  Mahasiswa Doktor Ilmu Pendidikan, UNS Surakarta
                                           MEDIA INDONESIA, 28 September 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

PERKEMBANGAN dunia pendidikan tinggi (PT) dalam kancah internasional bergerak cepat dan dinamis. Perkembangan teknologi yang pesat membuat keberadaan lembaga pendidikan tinggi kian terbuka, tanpa sekat dan tanpa batas. Kini, sekatsekat kelembagaan pendidikan tinggi menjadi tipis. Sebaliknya, sekat produktivitas lembaga pendidikan tinggi makin menebal. Eksistensi lembaga pendidikan tinggi menjadi barang taruhan tatkala output berupa sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan mumpuni dan berkualitas.

Posisi perguruan tinggi yang se mula selalu berada di menara ga ding kini dituntut riil atas keberadaan lembaganya. Kontribusi lembaga pendidikan tinggi kepada masyarakat menjadi barang taruhan terhadap eksistensi institusi. Perguruan tinggi dinantikan kiprahnya dalam menyelesaikan persoalan bangsa. 

Dunia pendidikan tinggi melalui peran institusi harus berani melakukan rekonstruksi pengelolaan manajemen internal lembaga secara masif. Harapan ke depan, institusi pendidikan tinggi mampu mencetak sumber daya yang dapat menjawab kebutuhan rakyat.

Kearifan lokal

Penulis sepakat bahwa konsep pengelolaan lembaga pendidikan tinggi memang harus dikelola dengan baik. Secara khusus, pengelolaan universitas secara baik kemudian lazim disebut dengan good university governance. Konsep good university governance kini menjadi bahan dan acuan bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas lembaga yang kelak melahirkan sumber daya berkualitas. Tragisnya, mimpi mewujudkan good university governance kini identik dengan melakukan internasionalisasi pendidikan tinggi yang ujung-ujungnya berkiblat ke luar negeri sebagai parameter utama.

Sudut pandang good university governance yang berkiblat budaya luar negeri sesungguhnya belum menjadi jaminan menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia. Permasalahan bangsa hanya bisa diselesaikan dengan cara dan pendekatan yang didasarkan pada kearifan lokal. Peran pendidikan tinggi yang baik sesungguhnya menjadi bagian yang dapat menyelesaikan persoalan bangsa dengan pijakan pada potensi kearifan lokal. Persoalan bangsa Indonesia tidak dapat diselesaikan secara tuntas dengan pendekatan luar negeri yang tidak tahu akar dan persoalan yang diharapkan, tetapi harus diselesaikan melalui nilai-nilai lokal.

Dalam konteks ini, pendidikan tinggi yang sudah menerapkan good university governance seharusnya diaplikasikan dalam ranah lokal. Akademisi kampus harus memiliki semangat untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan mengangkat martabat bangsa melalui kearifan lokal (local wisdom). Kaum intelektual yang masuk dalam institusi good university governance harus memiliki semangat dan budaya lokal dengan mengangkat kearifan lokal dalam menerapkan budaya tridarma pendidikan tinggi, yang berupa pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Implementasi konsep good university governance melalui pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berbasiskan pada kearifan lokal diharapkan mampu menyelesaikan persoalan bangsa. Martabat bangsa akan terangkat ke pentas dunia apabila ranah pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang terbungkus rapi dalam konsep good university governance teraplikasikan. Artinya, bangsa Indonesia dalam percaturan dunia pendidikan tinggi memiliki ruh sejatinya dalam menawarkan konsep good university governance yang berpijak pada aras lokal.

Ke depan, melalui good university governance yang berbasiskan kearifan lokal (local wisdom) ini, bangsa kita mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan secara integratif. Konsep dan realisasi good university governance yang berbasis kearifan lokal dapat diaplikasikan dalam berbagai ranah dunia pendidikan, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun budaya. Bukan tidak mungkin bangsa Indonesia kelak akan mampu menyejajarkan konsep keilmuan lokal yang tergali dalam dunia pendidikan tinggi saat ini untuk disandingkan dengan konsep keilmuan dari luar negeri.

Revolusi tridarma

Menurut pandangan penulis, memahami internasionalisasi pendidikan tinggi tidak lantas membuat bangsa Indonesia sebagai bangsa pengikut teori dari luar negeri. Konsep kearifan lokal yang digali melalui dunia pendidikan tinggi yang terkelola baik melalui good university governance akan mampu melahirkan teori-teori baru yang kelak menjadi rujukan bangsa lain. Impian itu bukanlah hal mustahil, sepanjang kaum akademisi bangsa Indonesia memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk terus menggali potensi lokal melalui pijakan dunia pendidikan tinggi.

Konsep good university governance yang berbasis kearifan lokal akan menjadi pintu utama revolusi pendidikan tinggi di Tanah Air. Pijakan pemikiran kaum akademisi lokal yang semangat menggali persoalan lokal untuk dipentaskan ke ranah internasional menjadi harapan baru bagi pendidikan tinggi di Tanah Air. Kaum akademisi dalam good university governance memiliki peluang dan kesempatan besar dalam memberikan kontribusi riil ke masyarakat melalui kiprah pendidikan tinggi.

Realisasi good university governance berbasiskan kearifan lokal ialah implementasi pendidikan tinggi di Tanah Air yang kelak mampu memberikan harapan baru dan pembaharuan keilmuan. Peran dunia pendidikan tinggi secara nyata memberikan sumbangan pemikiran dan memecahkan persoalan rakyat. Hal itu menjadi tugas utama bagi lembaga pendidikan tinggi yang mencapai level good university governance.

Inilah harapan rakyat dan impian bangsa Indonesia atas revolusi pendidikan tinggi yang masuk level good university governance.

Revolusi pendidikan tinggi menjadi titik tolak perubahan paradigma pendidikan yang berideologi bangsa Indonesia. Pendidikan tinggi menjadi anak panah yang bisa menunjukkan identitas bangsa agar menjadi rujukan dan kiblat teori keilmuan yang selama ini terabaikan. Artinya, revolusi pendidikan tinggi butuh kerja keras kaum akademisi yang selalu semangat dan rajin melakukan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan menggali kearifan lokal demi menumbuhkan karya dan teori baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar