Sabtu, 10 Oktober 2015

Tujuh Dusta Raksasa Komunisme Bila Berkuasa

Tujuh Dusta Raksasa Komunisme Bila Berkuasa

Taufiq Ismail ;   Sastrawan
                                                    REPUBLIKA, 08 Oktober 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Seluruh Partai Komunis yang sempat menang kudeta dan berkuasa (pada 1917-1991) melaksanakan tujuh hal berikut ini di negaranya masing-masing. Fakta sejarah ini perlu sekali kita pelajari lagi di Indonesia karena KGB (Komunis Gaya Baru, lanjutan kadaver PKI) gigih sekali ingin mengulang perebutan kekuasaan di Indonesia, walaupun ideologi Marxisme-Leninisme biadab ini sudah tidak laku lagi dijual di seluruh toko ideologi dunia masa kini.

Pertama, katanya komunisme mendukung demokrasi. Dalam kenyataan sejarah ternyata tidak ada pemilihan umum bebas dan rahasia di negara sosialis-komunis. Pemilihan umum memang ada, tapi hanya diikuti satu partai saja, yaitu Partai Komunis secara tunggal. Memang banyak jumlah calon anggota legislatif yang ikut dalam sandiwara ketoprak pemilu begini, tapi semuanya dari satu partai saja, yaitu Partai Komunis.

Kedua, katanya hak buruh dihormati. Di negara sosialis-komunis, buruh dilarang mogok. Sangat aneh dan tidak terbayangkan dusta besar Marxisme-Leninisme ini. Bila akhirnya berkuasa, mereka ternyata lebih kejam daripada pemerintah kapitalis, yaitu kaum buruh bangsa sendiri yang mereka tindas dengan larangan mogok.

Ketiga, katanya berjanji memberi tanah kepada petani. Sebelum perebutan kekuasaan, petani dijanjikan akan diberi lahan. Di Rusia, tanah petani kulak malah dirampas, 6 juta petani kulak dibantai oleh Stalin (1879- 1953) karena mereka dianggap borjuis.

Keempat, katanya menghormati kebebasan berpendapat. Ini hanya janji sebelum kekuasaan direbut. Di negara-negara nonkomunis, Partai Komunis dengan seluruh underbouw-nya menjadi jagoan kebebasan berpendapat dan berteriak setinggi awan bila mereka dibatasi. Tapi bila kudeta sukses, hak itu bagi lawan-lawannya dicabut. Di negara sosialis-komunis, partai yang lain boleh ada, tapi mereka bermukim dalam penjara.

Kelima, katanya sama rata sama rasa. Semboyan yang selalu didengung-dengungkan ini sebelum berkuasa ternyata dusta besar pula. Sementara, rakyat kecil yang kurang pangan antre panjang memegang mangkuk sup panas di musim salju, pimpinan partai berbelanja leluasa bisa membeli segala macam barang konsumsi di toko khusus. Ketika famili rakyat kecil berdesak-desakan tinggal di flat sempit, tokoh-tokoh partai mendapat vila dan bungalow ekstra untuk liburan di luar kota.

Keenam, katanya partai tidak antiagama. Ini dusta Partai Komunis paling raksasa. Anak buah partai berbohong di seluruh dunia mereka tidak antiagama, tapi Lenin (1870- 1924) menginstruksikan, "Kita harus memerangi agama."
Lenin membunuh 28 uskup, 1.200 pendeta, dan 800 ribu Muslimin. Mereka meruntuhkan 9.000 gereja dan 30 ribu masjid. Gereja habis 90 persen, masjid 99 persen di Uni Soviet. PKI membakar dua masjid di kawasan Kembang Kuning, Surabaya (Masjid Rahmat, 1948) dan Masjid Agung Trenggalek (berumur 205 tahun, Maret 1949).

Ketujuh, katanya jagoan hak asasi manusia. Pengakuan mereka, klaim mereka, bukan saja pro-HAM, tapi jagoan HAM. Sungguh tak bermalu. Lagi-lagi dusta raksasa. Selama 74 tahun (1917-1991) untuk mencapai tujuan sukses kudeta dan mempertahankan kekuasaan Palu Arit membantai 120 juta manusia di 76 negara. Perinciannya: Partai Komunis membantai 4.500 orang dalam sehari selama 74 tahun itu (karena mati kelaparan dan dibunuh), lebih mengerikan ketimbang penyakit menular apa pun.

Jumlah 120 juta itu tiga kali lipat seluruh korban perang selama dunia terkembang sejak Nabi Adam sampai nabi-nabi palsu zaman ini. Marxis-Leninis adalah penginjak-injak HAM terbengis dalam sejarah umat manusia.

Dengarlah kalimat Lenin dalam gaya preman stasiun bus antarkota ini: Tidak jadi soal bila tiga perempat penduduk dunia habis, asal yang tinggal seperempat itu komunis. Untuk melaksanakan komunisme, kita tidak gentar berjalan di atas mayat 30 juta orang.

Kalau sekarang (2015) kita pergi ke Eropa, Afrika, dan Amerika berdagang menawarkan ideologi Marxisme-Leninisme ini, orang-orang di sana akan terkekeh-kekeh menertawakan kita. Ideologi niki mpun mboten pajeng didol, Mas. Ieu pamadegan atawa ideologi geus teu payu diajarkeun di sakuliah dunya. Indak laku doh ideologi ko, di ma juo dijua di dunia awak kini ko. Ideologi ini sudah lama bangkrut, tak laku lagi dijual di dunia masa kini.

Tapi, apakah masih akan laku ideologi ini di negara kita? Masih. Pertama, karena Marxisme-Leninisme dilarang sudah sangat lama, yaitu 49 tahun, dan dalam jangka waktu itu mereka masih dibiarkan terus bergerak.

Kedua, apabila di Indonesia lima hal ini masih belum bisa diatasi juga: (1) memberantas kemiskinan, (2) membasmi kebodohan, (3) menghabisi korupsi, (4) meredam kekerasan dan anarki, dan (5) menegakkan hukum dan keadilan.

Program KGB yang utama adalah balas dendam, bukan jualan ideologi. Mari kita sembuhkan mereka dari penyakit balas dendam itu sampai meninggalkan ideologinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar