Minggu, 31 Januari 2016

Kami Harus Menerima...

WAWANCARA

Kami Harus Menerima...

Aburizal Bakrie ;  Ketua Umum Partai Golkar
                                                      KOMPAS, 29 Januari 2016

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang direncanakan digelar April atau Mei ini, akhirnya akan diselenggarakan oleh kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2009. Langkah ini terjadi setelah pemerintah memutuskan menghidupkan kepengurusan yang sebenarnya sudah berakhir pada 2015 itu ketimbang mengesahkan kepengurusan hasil Munas Bali 2014.

Aburizal Bakrie yang adalah Ketua Umum Golkar hasil Munas Riau dan juga Munas Bali menyatakan menerima putusan pemerintah tersebut.

Berikut petikan wawancara dengan Aburizal yang berlangsung di Jakarta, Kamis (28/1).

Anda kecewa dengan keputusan pemerintah itu?

Tidak boleh kecewa dengan hidup. Apa yang terjadi, terjadilah. Kita lihat ke depan. Kalau cuma Golkar, tidak ada artinya. Waktu 1998, saya pernah bangkrut, lebih miskin dari pengemis. Pernah saya terlihat susah dan sedih? Tidak, biasa saja. Orang mau menjelek-jelekkan saya, biarkan saja.

Anda melihat pengesahan DPP hasil Munas Riau ini sebagai strategi pemerintah?

Dalam perjanjian saya dengan Pak Jusuf Kalla, kalau Mahkamah Agung sudah memutuskan Munas Bali, Munas Bali yang selenggarakan munas luar biasa. Namun, kalau belum, Munas Riau yang selenggarakan munas luar biasa.

Jadi, itu pemikiran mereka (pemerintah). Tidak jadi masalah mereka mau munas luar biasa, mereka mau mengganti Aburizal Bakrie, tidak apa-apa, ganti saja. (hening sejenak) Hidup itu jangan dipersulit.

Terkait munas luar biasa, sempat ada penolakan dari DPD tingkat provinsi saat rapimnas. Apa yang saat itu terjadi?

Mereka tanyakan, apa jaminannya kalau Golkar membuat munas khusus yang diakui. Saya bilang, jika berhadapan lagi dengan kekuatan politik dan kekuasaan, kita tidak akan menang. Kita harus mengikuti arus, tetapi tidak boleh hanyut. Kekuatan kita kalah dengan pemerintah.

Mengikuti arus, tapi tidak boleh hanyut. Maksudnya?

Kita perjuangkan terus proses hukum. Kita tahu pemerintah mau, makanya kita bersama pemerintah. Sesudah itu kita lawan lagi kekuasaan politik yang begitu kuat. Coba lihat sekarang, tiba-tiba pemerintah memutuskan apa? Riau, kan. Riau itu sudah mati. Yang masih hidup adalah Bali. Tetapi, kita harus terima saja. Kita mana kuat?

Lawan

Menurut Aburizal, Ketua Umum Golkar versi Munas Jakarta Agung Laksono bukanlah lawan Golkar. Lawan Golkar, menurut dia, adalah orang yang di belakang Agung.

Siapa yang ada di belakang Pak Agung?

Saya tidak tahu. Anda lebih tahu. Ha-ha-ha.

Anda punya catatan khusus terkait orang yang Anda sebut ada di belakang Pak Agung itu?

Tidak tahu siapa, ya.... Prinsip saya begini, orang yang menggenggam, tidak selamanya dia bisa menggenggam. Suatu waktu, dia mesti buka juga.

Deklarasi Golkar di rapimnas untuk mendukung pemerintah, apakah masih bisa berubah di munas luar biasa?

Keputusan munas hanya bisa dianulir oleh keputusan munas berikutnya. Keputusan yang lama menyatakan, kita di luar pemerintahan. (Deklarasi dukungan) itu secara teoretis bisa berubah. Namun, kalau mau (bicara) realistis, tak akan berubah.

Merapat ke pemerintah berarti masuk di kabinet?

Saya tak menyatakan bergabung dengan pemerintah seperti Partai Amanat Nasional. Saya mendukung dan bersama pemerintah memikirkan masalah negara ini. Kalau bergabung, mesti jadi menteri. Kami tidak peduli.

Namun, sudah ada tawaran kursi menteri dari Presiden?

Baru saja saya bertemu dengan Presiden. Tidak pernah ada tawaran dari beliau dan permintaan dari saya.

Meski tidak akan maju jadi calon ketua umum di munas luar biasa, apakah Anda ingin tetap menduduki jabatan di Golkar?

Itu tergantung keputusan pengurus yang ada. Tentu kalau pengurus berikutnya meminta saya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, saya akan terima.

Rencana politik selanjutnya?

Wis tuo (sudah tua). Sudah, tenang saja, cari hidup enak. Pengalaman saya ada banyak, jadi menteri koordinator dua kali, pernah ke Puncak, Papua. Saya punya pengetahuan. Saya bisa memberi nasihat. Sumbangkan pemikiran. Jangan cuma rebut-rebutan kursi. Itu yang mau saya kontribusikan. Saya mau jadi penasihat. Bukan di Golkar saja, saya mau jadi penasihat di negara ini, bagi yang membutuhkan.

Dalam perjalanan politik Anda selama ini, apa pencapaian tertinggi Anda?

Pencapaian tertinggi saya adalah berhasil memimpin Golkar, berhasil membuat Indonesia 2045 (cetak biru pembangunan yang disusun Golkar). Berikutnya, pengalaman saya ada di organisasi. Ketua umum Kadin, Hipmi dan lainnya. Kebanggaan saya adalah berhasil menjadi ketua umum itu dan membesarkan partai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar