Sabtu, 30 April 2016

Keberanian Masa Kini

Keberanian Masa Kini

Agustine Dwiputri  ;   Penulis Kolom PSIKOLOGI Kompas Sabtu
                                                        KOMPAS, 30 April 2016

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Pada zaman dulu, orang harus menghadapi bahaya bertemu binatang buas atau berperang satu lawan satu dengan senjatanya masing-masing. Untuk bisa tetap hidup dibutuhkan keberanian. Pada masa kini, keberanian juga tetap diperlukan, hanya persoalannya berbeda. Masalah yang banyak ditemui dalam kehidupan modern di perkotaan lebih berkait dengan bagaimana hidup dengan gaji yang pas-pasan, bisnis lesu, mendapat diagnosis sakit berat, ibu tunggal yang menghidupi keluarganya, dan sebagainya. Dibutuhkan cara berbeda untuk membangun dan mengembangkan keberanian hidup di masa kini.

"Bravery" dan "courage"

Dalam bahasa Indonesia, arti kedua istilah ini sama, yaitu berani. Namun, jika melihat dari Kamus Merriam-Webster, kedua istilah tersebut bisa menjelaskan adanya perbedaan.

Bravery adalah kualitas diri yang memungkinkan seseorang untuk melakukan hal-hal yang berbahaya atau menakutkan.

Courage adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang Anda tahu sulit atau berbahaya. Arti lain adalah kekuatan mental atau moral untuk berusaha, bertahan, dan menahan bahaya, ketakutan, atau kesulitan. Contoh, keberanian moral untuk berbicara menentang ketidakadilan ketika tidak ada orang lain yang melakukannya.

Dengan demikian, untuk masa kini, ketika ada kasus seorang ibu muda mendapat diagnosis kanker stadium tinggi tetapi dapat terus bertahan hidup demi menemani dan mengasuh anak-anaknya yang masih kecil, itu telah menunjukkan keberanian dalam arti courage.

Keberanian di masa kini

Menurut Nina Lesowitz dan Mary Beth Sammons (2013), hidup dengan berani di masa kini berkaitan dengan bagaimana mencapai daya yang tenang jauh ke dalam diri pribadi, yang memandu kita melampaui ketakutan dan kecemasan, dan menyiapkan serta mendukung kita melawan kekuatan luar yang mengancam akan mengguncang fondasi diri kita. Kita perlu belajar bagaimana beralih secara bertahap pada cara berpikir tentang keberanian yang baru ini.

Terutama saat ini, ketika jutaan orang hidup tanpa asuransi kesehatan, berjuang untuk melakukan pembayaran rumah dan membayar tagihan, atau takut bahwa kita akan sakit atau sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada kita, kita perlu merangkul keberanian dan memanfaatkan kekuatan batin untuk hidup dengan berani. Kita perlu untuk mencapai lebih dalam ke diri kita sendiri untuk mengembangkan ketabahan, kekuatan, dan ketahanan serta terus maju dengan hati tetap terbuka.

Disebutkan bahwa orang yang berani tetap merasakan ketakutan mereka, tetapi juga mengambil suatu tindakan. Orang yang berani mengakui bahwa mereka takut, tetapi mereka mengatasi ketakutan itu dan bertahan menghadapinya.

Orang yang berani memperhatikan hal-hal kecil yang bisa menyuarakan batinnya, misalnya mengatakan, "Saya pikir saya bisa", bahkan ketika mereka gemetar ketakutan.

Jadi, tujuan kita adalah bukan menghilangkan rasa takut, melainkan dapat mengubahnya sehingga kita dapat hidup sepenuhnya terlepas dari rasa takut itu. Jika bisa belajar bagaimana bersantai dan mencapai jauh ke dalam diri, kita akan menemukan kreativitas, harapan, dan kesempatan dalam berbagai tantangan yang kita temui.

Tips keberanian

Berbagai tindakan membutuhkan keberanian. Namun, kenyataannya, bagi kebanyakan dari kita, ketika berpikir tentang keberanian, kita langsung berpikir tentang berbagai ketakutan kita-takut ketinggian, ruang sempit, berbicara, menghadapi risiko. Banyak dari kita juga berpikir bahwa atribut seperti keberanian adalah kualitas yang dimiliki orang lain, tetapi sulit dipahami oleh kita sendiri.

Jika Anda merasa keberanian sulit dipahami, tak perlu khawatir karena Anda tidak sendirian. Ada kabar baik, para ahli menemukan bahwa keberanian sesungguhnya adalah suatu pola pikir.

Menurut studi baru di West Point dengan peneliti utama Sean Hannah, kita benar-benar dapat mengurangi tingkat ketakutan kita ketika menghadapi risiko dan menciptakan suatu sikap berani, yang dapat mengarahkan tindakan keberanian ke masa depan. Studi mereka (2007) menemukan bahwa kita dapat menggunakan teknik afirmasi dan teknik emosional interpersonal untuk mengubah persepsi diri tentang keberanian dan bahwa melalui refleksi diri kita dapat membentuk dan memperkuat pola pikir keberanian kita sendiri.

Keberanian didorong oleh ciri-ciri kepribadian, seperti rasa mampu (self-efficacy), harapan, ketahanan (resilience), nilai-nilai dan keyakinan, serta kekuatan-kekuatan sosial. Berbagai emosi positif cenderung menyebabkan berkurangnya pengalaman rasa takut, yang juga mengarah ke perilaku yang lebih berani. Hannah dan kawan-kawan merekomendasikan beberapa pola pikir keberanian sebagai berikut.

. Rasa mampu (self-efficacy). Hal ini melibatkan afirmasi dan membangun kepercayaan dalam diri kita sendiri dengan menguasai suatu keterampilan, seperti kursus berbicara di depan umum dan melihat bahwa kita dapat membentuk rasa percaya diri kita atau berlatih berbicara pada atasan. Berlatih, berlatih, dan berlatih.

. Membuat harapan. Kita harus percaya bahwa ada sesuatu yang mungkin terjadi dan membayangkan suatu cara untuk mewujudkannya. Harapan dapat ditingkatkan melalui terapi kognitif, menciptakan afirmasi yang secara positif menunjukkan kita bisa melakukan sesuatu. Misalnya: "Saya mendapatkan obat yang tepat untuk menghilangkan rasa nyeri", "Saya kuat menyetir mobil untuk mengantar anak sekolah", "Saya berhasil mendapat pekerjaan yang saya inginkan".

. Membentuk resiliensi kita. Kita semua telah mengalami kemunduran, atau apa yang kita anggap sebagai kegagalan, tetapi kita harus mengembangkan keyakinan bahwa kita dapat mengatasinya. Kita harus melatih suatu "seni tertawa" menghilangkan berbagai ketakutan dan bergerak maju setelah terjadinya kemunduran.

Jadi, ada dua faktor terpenting yang dibutuhkan untuk keberanian, yaitu keyakinan batin kita dan kekuatan-kekuatan sosial yang mengelilingi kita. Jika jauh di dalam diri kita percaya pada kekuatan untuk tidak mementingkan diri, integritas, dan kehormatan, kepercayaan ini memiliki dampak penting pada kita dalam menghadapi rasa takut. Keberanian juga menular secara sosial. Jika mencari lebih banyak keberanian dalam diri kita sendiri, kita harus mencari model peran untuk keberanian dan meniru mereka.

Selamat melatih keberanian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar